Masalah Perlindungan terhadap Anak
KPAI : Kekerasan Terus Terjadi di Institusi Pendidikan, Pembiaran Tindakan Kekerasan Terjadi di Sekolah
Ditayangkan oleh Davit Setyawan— 13 Oktober 2014Munculnya lagi kasus kekerasan antar siswa di lingkungan sekolah seolah semakin memperlihatkan adanya pembiaran sekolah melanggengkan budaya kekerasan di tempat yang seharusnya menjadi teman aman dan nyaman menuntut ilmu.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan perilaku bully dari satu siswa ke siswa lainnya menunjukkan sekolah melulu berorientasi dan hanya mengejar target pada keberhasilan tugas pembelajaran bagi siswa. Tapi mengabaikan kebutuhan akan rasa aman dan nyaman di lingkungan pendidikan.
“Jadi bisa sekali dikatakan seperti itu, ada pembiaran pihak sekolah terhadap perilaku yang sebenarnya bisa dicegah dan ditindak,” jelas dia kepada INILAHCOM, Senin (13/10/2014).
Meski sekolah sebagai institusi pendidikan, lanjut dia, seharusnya tidak lagi memiliki pola pikir hanya mengejar kewajiban dan keberhasilan dalam proses belajar dan mengajar anak didik. Tapi sekolah dewasa ini seharusnya juga menjamin bahwa anak didik mendapat keamanan dan kenyamanan menuntut ilmu di sekolah tersebut.
Peristiwa kekerasan demi kekerasan yang terus terungkap di sekolah ataupun yang melibatkan anak didik, kata Susanto menunjukkan bahwa lingkungan sekolah belum steril dari berbagai kekerasan apapun bentuknya.
Belum banyaknya sanksi pidana yang dijatuhkan kepada pihak sekolah menurut Susanto, Komisioner KPAI yang menangani bidang pendidikan, sangat mungkin juga menjadi faktor mengapa sekolah masih kurang serius dalam mencegah perilaku tindak kekerasan di lingkungan sekolah.
“Memang sampai sekarang belum ada pihak sekolah yang dimintai pertanggungjawaban secara pidana atas tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Selalu yang dihukum adalah sebatas para pelakunya yang merupakan anak didik, padahal secara institusi sekolah punya tanggungjawab besar untuk menjamin keamanan dan keselamatan para siswanya,” tandas Susanto.
Dunia pendidikan di Indonesia kembali tercoreng setelah munculnya video rekaman aksi bullying anak-anak siswa sekolah dasar di sebuah sekolah di Bukittinggi. Ironisnya aksi kekerasan yang dilakukan terhadap murid perempuan terjadi di sebuah kelas yang ditinggal gurunya mengajarn di sekolah lain.
Dalam video rekaman yang ramai menjadi perhatian di youtube itu memperlihatkan siswi yang berkerudung jadi bulan-bulanan pemukulan dan tendangan dari para rekan-rekannya bagi murid laki-laki dan perempuan. Meski sudah menangis namun pelaku tidak usai memukuli. Sementara pelajar lainnya hanya menonton bahkan memberi semangat kepada pelaku kekerasan dan merekam dengan telepon genggam.
Tanggapan saya.
Menurut
tanggapan saya mengenai masalah kekerasan yang belakangan ini marak terjadi di
dalam dunia pendidikan,itu dikarenakan kurangnya perhatian dari berbagai pihak.
Maupun dari keluarga,sekolah,maupun di dalam lingkungan sekitar dan instalasi
pemerintahan. Hal yang paling mendasar terjadi yaitu karena kurangnya perhatian
dari keluarga yang mengakibatkan anak-anak cepat mengikuti pergaulan yang
kurang baik,selain itu media sosial juga dapat membuat anak-anak meniru
tindakan-tindakan yang seharusnya tidak dilakukan,seharusnya orangtua maupun
guru disekolah dapat mengontrol kegiatan yang akan dilakukan agar dapat
terhindar dari hal-hal yang negatif. Kekerasan yang dilakukan anak-anak dapat
membuat mental anak tersebut menjadi liar,dan menyebabkan trauma bagi korban
yang mengalami kekerasan.
Memang saat ini
masalah yang terjadi pada anak-anak kian menambah daftar panjang kasus pada
anak-anak. Selain kekerasan yang terjadi pada anak kasus lain seperti pelecehan
seksual anak dibawah umur,pencabulan anak,perdagangan anak,dan masih banyak
lagi. Ini merupakan tugas besar KPAI untuk lebih memperhatikan nasib anak-anak
Indonesia karena jika tidak cepat ditangani maka akan menimbulkan trauma hingga
besar dan dapat merusak masa depan anak-anak. Peran orangtua sangat penting
oleh karena itu orangtua juga seharusnya memberikan pendidikan secara jasmani
maupun rohani kepada anak agar anak-anak juga dapat mengerti mana tindakan yang
semestinya baik dilakukan dan yang tidak baik untuk dilakukan.
Pemberian
pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat bagi generasi penerus bangsa.
Anak-anak merupakan harapan bagi kita semua untuk masa depan yang lebih baik.
Tidak terbayangkan jika masa depan anak-anak terabaikan apabila tidak
mendapatkan perhatian/hak-hak yang semestinya didapatkan.
Komentar
Posting Komentar