ALINEA ATAU PARAGRAF
A. Jenis Tulisan dalam Laras Ilmiah
Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam
standar. Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang
merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi,
seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali berbagai bahan informasi menjadi
sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah
tidak di sebut pengarang melainkan di sebut penulis(soeseno,1981: 1).
Dalam uraian di atas dapat di bedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan realita kehidupan dalam sebuah cerita. Sedangkan seorang penulis akan merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan. Realistis berarti bahwa peristiwa yang di ceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah di buktikan kebenaranya, tetapi tidak secara langsung di alami oleh penulis. Data realistis dapat berasal dari dokumen, surat keterangan,press release, surat kabar atau sumber bacaan lain,bahkan suatu peristiwa faktual. Faktual berarti rangkaian peristiwa atau percobaan yang di ceritakan benar-benar dilihat di rasakan, dan dialami oleh penulis (Marahimin, 1994:378).
Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas.meskipun demikian, dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap haru dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menubangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan pada pembacanya.
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk di anggap sebagai sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut (brotowidjoyo, 1988: 15-16).
Dalam uraian di atas dapat di bedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan realita kehidupan dalam sebuah cerita. Sedangkan seorang penulis akan merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan. Realistis berarti bahwa peristiwa yang di ceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah di buktikan kebenaranya, tetapi tidak secara langsung di alami oleh penulis. Data realistis dapat berasal dari dokumen, surat keterangan,press release, surat kabar atau sumber bacaan lain,bahkan suatu peristiwa faktual. Faktual berarti rangkaian peristiwa atau percobaan yang di ceritakan benar-benar dilihat di rasakan, dan dialami oleh penulis (Marahimin, 1994:378).
Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas.meskipun demikian, dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap haru dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menubangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan pada pembacanya.
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk di anggap sebagai sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut (brotowidjoyo, 1988: 15-16).
- Karya
ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan
aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
- Karya
ilmiah di tulis secara cermat,tepat,jujur, dan tidak bersifat terkaan.
Dalam pengertian jujurterkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni
penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
- Karya
ilmiah di susun secara sistematis, setiap langkah di rencanakan secara
terkendali, konseptual, dan prosedual.
- Karya
ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang
indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
- Karya
ilmiah mengandung pandangan yang di sertai dukungan dan pembuktian
berdasarkan suatu hipotetis.
- Karya
ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya
mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pernyataan
benada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak
bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajian tidak boleh bersifat emotif.
- Karya
ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul
kesan argumentatif dan persuasif, hal itu di timbulkan oleh penyusunan
kerangka karangan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam di
terapkan pada situasi spesifik itu di biarkan berbicara sendiri. Pembaca
di biarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran keyakinan dan
keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut.
Berdasarkan uraian di atas,dari segi bahasa, dapat di katakana
bahwa karya ilmiah memiliki tiga ciri yaitu:
- harus
tepat tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna
- harus
secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang di
gunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan
- harus
singkat, berdasarkan ekonomi bahasa.
B. Eksposisi , Argumentasi, Narasi, dan Deskripsi
- Paragraf
Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah
paragraf yang bertujuan memaparkan sebuah sejumlah informasi atau pengetahuan
agar pambaca dapat menambah informasi atau pengetahuan.
Contoh Paragraf
Eksposisi:
Parangtritis adalah nama
desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini
terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah
selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup
terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup,
Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak
terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya
gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa
disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan
cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan
souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang
konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya
penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal
dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke
pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam
kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda
yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga
parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.
- Paragraf
Argumentasi
Paragraf Argumentasi adalah
paragraf yang bertujuan untuk mengemukakan contoh, asalan, bukti-bukti yang
kuat dan meyakinkan dengan tujuan meyakinkan pembaca sehingga pembaca
membenarkan sikap, pernyataan, dan keyakinan kita.
Contoh Paragraf Argumentasi :
Contoh Paragraf Argumentasi :
Pantai Parangtritis memang
memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga
sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih
saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni
dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah
di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa
penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul,
adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per
jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban
tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali
Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang
Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya
selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak
menimbulkan korban mati tenggelam.
- Paragraf
Narasi
Paragraf Narasi ialah
paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
sehingga pembaca seolah-olah mengalami kejadian tersebut.
Contoh Paragraf Narasi :
Contoh Paragraf Narasi :
Tepat ketika tanggal 10
Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18
Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk
mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai
Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang
nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu
riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka
ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis,
pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku
mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya.
Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua
kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku
saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu
berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan
dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam
benakku, aku kan kembali esok.
- Paragraf
Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah
merupakan paragraf yang bertujuan menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca
seolah-olah melihat sendiri objek yang di gambarkan itu.
Contoh Paragraf Deskripsi :
Contoh Paragraf Deskripsi :
Masih melekat di mataku,
pemandangan indah nan elok pantai Parang Tritis. Gelombang ombak
bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak
bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang menghampar luas tanpa ada
tumbuh-tumbuhan atau karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di
sebelah kanan-kiri, aku bisa memandang air laut sejauh mata memandang, pandai
dengan bukit berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara
pantai. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan
terasa asin air itu ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku
berjalan, hampir pinggiran pantai dipenuhi oleh pengunjung wisatawan. Kulihat
ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan
air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi yang paling membuatku
tertarik, kulihat ada beberapa turis manca negara yang menikmati keindahan
pantai ini dengan naik delman. Seperti apa yang aku lihat, pantai ini memang
sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang Tritis.
- Paragraf
Persuasi
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk
meyakinkan dan membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki
penulis.
Contoh Paragraf Persuasi :
Contoh Paragraf Persuasi :
Indonesia terkenal sebagai negara agragris yaitu negara yang
masyarakatnya pada umumnya berkerja di bidang pertanian. Karena itu banyak
sekali hasil dari pertanian yang terbesar ialah padi . Namun tanpa kita sadari
karena tingginya ketergantungan terhadap padi sendiri membuat pertanian kita
hanya bergantung pada sektor tersebut. Sedangkan karena tingginya jumlah
konsumen nasi membuat kebutuhan akan padi semakin meningkat hingga pada titik
tertentu Indonesia harus impor beras. Ini ialah hal yang sangat riskan karena
negara agragris harus meng impor beras. Hal ini tidak lepas dari kebiasaan
masyarakat yang bergantung pada nasi. Padahal masih banyak makanan yang bisa
menggantikan padi. Oleh karena itu beralih lah ke makanan lain pengganti nasi
seperti jagung dan ubi-ubi an yang tidak hanya mudah ditemukan dan tentunya
lebih ekonomis dan dapat menumbuhkan sektor pertanian yang lainnya.
C. Syarat Pembentukan Paragraf
Dalam pembentukan/pengembangan paragraf,ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, diantranya:
1. Kesatuan
Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2. Kepaduan
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan kalimat-kalimat yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.
C. Syarat Pembentukan Paragraf
Dalam pembentukan/pengembangan paragraf,ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, diantranya:
1. Kesatuan
Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2. Kepaduan
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan kalimat-kalimat yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.
- Hubungan
yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya,
misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu,
seperti halnya dll
- Hubungan
yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, meskipun
dll
- Hubungan
yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan
sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian,
sebaliknya dll
- Hubungan
yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena
itu, jadi dll
- Hubungan
yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, kemudian
dll
- Hubungan
yang menyatakan singkatan, misal: ringkasnya, misalnya, yakni,
sesungguhnya dll
- Hubungan
yang menyatakan tempat, misalnya: di sana, dekat, di seberang dll
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.
D. Kalimat Topik dan Peletakannya
Ada tiga jenis paragraf berdasarkan peletakan gagasan utama dalam paragraf tersebut yaitu: paragraf deduktif, induktif, dan campuran.
1. Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang diawali dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama yang bersifat umum kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama. Paragraf Induktif terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama. Paragraf Induktif terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.
Contoh :
Pada hari sabtu, Susi, Amir, dan Ranti pergi mengunjungi korban bencana banjir di daerah Jakarta Timur. Mereka mengumpulkan beberapa pakaian, mie, dan makanan ringan untuk dibagikan kepada korban banjir. Ketiga anak tersebut merupakan siswa yang dermawan dan peduli pada orang lain.
Yang menjadi penjelasan diatas adalah :
Pada hari Sabtu, Susi, Amir, dan Ranti pergi mengunjungi korban bencana banjir di daerah Jakarta Timur merupakan peristiwa khusus. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis. Topik utama yang adalah bahwa ketiga anak tersebut dermawan dan perduli pada orang lain. Kesimpulannya mereka mengumpulkan beberapa pakaian, mie, dan makanan ringan untuk dibagikan kepada korban banjir. Ketiga anak tersebut merupakan siswa yang dermawan dan perduli pada orang lain.
2. Analogi
Analogi merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama. Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Pada hari sabtu, Susi, Amir, dan Ranti pergi mengunjungi korban bencana banjir di daerah Jakarta Timur. Mereka mengumpulkan beberapa pakaian, mie, dan makanan ringan untuk dibagikan kepada korban banjir. Ketiga anak tersebut merupakan siswa yang dermawan dan peduli pada orang lain.
Yang menjadi penjelasan diatas adalah :
Pada hari Sabtu, Susi, Amir, dan Ranti pergi mengunjungi korban bencana banjir di daerah Jakarta Timur merupakan peristiwa khusus. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis. Topik utama yang adalah bahwa ketiga anak tersebut dermawan dan perduli pada orang lain. Kesimpulannya mereka mengumpulkan beberapa pakaian, mie, dan makanan ringan untuk dibagikan kepada korban banjir. Ketiga anak tersebut merupakan siswa yang dermawan dan perduli pada orang lain.
2. Analogi
Analogi merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama. Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Contoh :
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu .
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
3. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu .
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
3. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.
Contoh :
Jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala.
Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
a. Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B.
Jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala.
Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
a. Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B.
Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan produksi nasional pun peningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengIndonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat dalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
b. Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya.
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan produksi nasional pun peningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengIndonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat dalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
b. Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya.
Contoh:
Pak Randi tidak pergi ke kantor hari ini, istrinya sedang membersihkan rumah dari banjir. Oleh karena itu, pak randi tidak masuk kantor, karena ia dan istrinya terkena bencana banjir.
c. Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Satu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Pak Randi tidak pergi ke kantor hari ini, istrinya sedang membersihkan rumah dari banjir. Oleh karena itu, pak randi tidak masuk kantor, karena ia dan istrinya terkena bencana banjir.
c. Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Satu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikan harganya. Hal ini karena pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika niaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan masyarakat.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal kalimat.
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikan harganya. Hal ini karena pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika niaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan masyarakat.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal kalimat.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apapun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana pembatas, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
E. Pola Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan paragar dibagi menjadi beberapa bagian antara lain adalah ;
1. Pola pengembangan paragaf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf
2. Pola Pengembangan Paragaf Induktif,
Paragraf induksi adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a. Generalisasi, Paragaraf yang dikembangkan dengan pola hubungan dari khusus ke umum
Contoh:Gelombang cinta merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga mahal. Jenmani juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena harganya yang fantastis. Selain karena harganya, jenmani dicari penggemar tanaman hiasa karena keindahan daunnya. Tidak hanya jenmani dan gelombang cinta yang dicari penggemar tanaman hias, namun semua jenisanthurium ikut diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apapun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana pembatas, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
E. Pola Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan paragar dibagi menjadi beberapa bagian antara lain adalah ;
1. Pola pengembangan paragaf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf
2. Pola Pengembangan Paragaf Induktif,
Paragraf induksi adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a. Generalisasi, Paragaraf yang dikembangkan dengan pola hubungan dari khusus ke umum
Contoh:Gelombang cinta merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga mahal. Jenmani juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena harganya yang fantastis. Selain karena harganya, jenmani dicari penggemar tanaman hiasa karena keindahan daunnya. Tidak hanya jenmani dan gelombang cinta yang dicari penggemar tanaman hias, namun semua jenisanthurium ikut diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi
b. Analogi, Paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.
Contoh:
Gelombang cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya gelombang cinta sama seperti gelombang air. Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya, semakin indah pula gelombang cinta. Begitu juga dengan gelombang air, semakin bergelombang air semakin indah untuk dinikmati. Dengan demikian, indahnya gelombang cinta dan air terletak pada gelombang yang dihasilkan
c. Sebab-akibat, Paragraf yang dikembangkan berdasarkan huubungan sebab akibat. Dalam paragraph ini akibat bertindak sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya sebab bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Gelombang cinta memiliki daun yang bergelombang, harga gelombang cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran gelombang cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin membudidayakan gelombang cinta.
d. Akibat-sebab, Paragraf yang dikembangkan berdasarkan hubungan akibat sebab. Dalam paragrap ini sebab bertindak sebgai gagasasn pokok tau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya akibat bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Para pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di luar took. Mereka juga berdesak-desakan di dalam took. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan Koran. Mereka rela mengantre karena harga gelombang cinta di took itu sangat murah
3. Pola Pengembangan Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit penekanan dan variasi
4. Pola pengembangan paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar di seluruh bagian paragraf.
5. Pola pengembangan paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu menjelang hari raya Idhul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.
Referensi :
http://www.prbahasaindonesia.com/2015/08/laras-bahasa-pengertian-jenis-dan-contoh-analisis-laras-bahasa-terbaik.html
http://www.cara-wanita.com/2013/09/defenisi-dan-contoh-paragraf-narasi.html http://janganpernahselingku.blogspot.co.id/2014/10/letak-kalimat-utama-dan-tekhnik.html
http://www.cara-wanita.com/2013/09/defenisi-dan-contoh-paragraf-narasi.html http://janganpernahselingku.blogspot.co.id/2014/10/letak-kalimat-utama-dan-tekhnik.html
Komentar
Posting Komentar